Cara belajar membaca Al-Qur’an dengan benar dengan tekun membaca Al-Qur’an adalah salah satu hal penting yang menjamin pahala besar dan juga meningkatkan pahala, serta menjadikannya sebagai penolong bagi seorang muslim di hari kiamat. Ada banyak cara untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan benar dan itu akan kita bahas dalam artikel ini
Cara belajar membaca Al-Qur’an dengan benar
Ada beberapa cara yang dapat membantu dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan benar, di antaranya:
Bangun pagi-pagi setelah shalat Subuh karena otak lebih aktif pada waktu ini.
Mulailah dengan membaca surah-surah pendek di bagian Juz ‘Amma.
Pelajari satu konsep baru dari aturan tajwid setiap hari, baik dari buku khusus tentang tajwid Al-Qur’an, atau melalui internet atau YouTube.
Setelah menuliskan aturan tajwid dalam buku catatan khusus, buka Al-Qur’an dan cobalah membaca ayat mana pun serta mencatat aturan yang ada di dalamnya.
Gunakan Al-Qur’an dengan huruf berwarna dan review aturan setiap hari.
Bacalah ayat-ayat dengan suara keras untuk memperkuat suara dan dapat mengucapkan huruf dengan benar, karena membaca Al-Qur’an dengan tajwid adalah wajib.
Beri hadiah untuk diri sendiri setiap kali mempelajari aturan baru dari tajwid. Dan ketika pengucapan huruf Anda membaik, beri hadiah lagi.
Bacalah di depan teman yang hafal Al-Qur’an dan pelajari tips dari mereka.
Hiasi Al-Qur’an dengan suara Anda. Al-Bara bin Azib meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hiasi Al-Qur’an dengan suara Anda, karena suara yang baik akan meningkatkan keindahan Al-Qur’an.”
Catat bacaan Anda dan dengarkan kembali untuk mengevaluasi diri.
Kenali ayat-ayat yang serupa dan bandingkan. Hal ini membantu Anda untuk fokus pada tahap menghafal.
Belajar membaca Al-Qur’an dengan benar seperti yang dijelaskan oleh Doktor Ali Al-Rubaie
Anda dapat belajar membaca Al-Qur’an dengan benar dengan memahami cara mengucapkan huruf-huruf dan mengambil waktu untuk membaca ayat-ayat dengan hati-hati. Selain itu, memahami maknanya dan memberikan setiap huruf haknya dan hak yang layak dari sifat-sifat keluarnya dan aturan tajwid secara umum. Berikut adalah beberapa aturan tajwid yang penting dan mudah dipelajari :
Siang dan ketentuan Tanween statis
“Nilai dari Nun Sukun (نون الساكنة) adalah Nun yang tidak memiliki harakah. Sedangkan Tanwin adalah pada akhir beberapa kata. Tanwin ditulis dalam bentuk Fathatain, Kasratain, atau Dumatain. Aturan Nun Sukun dan Tanwin mencakup 4 aturan sebagai berikut:”
Izhar: Izhar artinya dalam bahasa adalah menjelaskan, sedangkan secara istilah, izhar berarti mengucapkan Tanwin atau Nun Sukun secara jelas tanpa Ghunnah. Perlu dicatat bahwa izhar wajib dilakukan jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, salah satu dari huruf berikut muncul: (Ha’, Hamzah, Ha’, ‘Ain, Ghain, atau Kha’).
Izgham: Izgham artinya dalam bahasa adalah memasukkan, sedangkan secara istilah, izgham berarti mengucapkan dua huruf seperti huruf kedua yang ditekan. Kita bisa mengatakan bahwa Izgham Nun Sukun atau Tanwin dapat dimasukkan bersama dengan huruf yang mengikuti dari huruf Izgham. Dalam hal ini, huruf Izgham ditekan. Dengan demikian, Nun Sukun atau Tanwin masuk ke dalamnya dan tidak terlihat. Perlu dicatat bahwa Izgham wajib dilakukan jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, ada salah satu dari empat huruf Izgham dalam kata Yarmalun. Izgham dibagi menjadi dua jenis:
Izgham bighunnah, jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, salah satu dari empat huruf dalam kata Yinmuna muncul, maka kita mengucapkannya dengan Ghunnah dan huruf yang ditekan akan ditekan dengan dua harakah.
Izgham bila ghunnah, jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, huruf Ra atau Lam muncul.
Iqlab: Iqlab artinya dalam bahasa adalah mengubah atau mengganti sesuatu dari bentuk aslinya. Sedangkan secara istilah, iqlab berarti menukar posisi huruf. Iqlab wajib dilakukan jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, huruf Ba’ muncul. Dalam hal ini, Nun Sukun atau Tanwin akan diubah menjadi Mim ringan dengan Ghunnah dan ditekan dengan dua harakah.
Ikhtilash: Ikhtilash artinya dalam bahasa adalah menutupi atau menyembunyikan. Sedangkan secara istilah, ikhtilash berarti mengucapkan Tanwin atau Nun Sukun di antara Izhar dan Izgham, dengan mengecualikan penekanan pada huruf dan hanya melafalkan Ghunnah dengan dua harakah. Ikhtilash wajib dilakukan jika setelah Nun Sukun atau Tanwin, salah satu dari 15 huruf berikut muncul: Ta’, Tha’, Dal, Jim, Dzal, Sin, Zai, Shad, Syin, Tha’, Dha’, Kaf, Fa’, Qaf. Terdapat beberapa tingkatan Ikhtilash dimana yang tertinggi adalah jika huruf Dal, Ta’, atau Tha’ muncul setelah Nun Sukun atau Tanwin, sedangkan yang terendah adalah jika huruf Qaf atau Kaf muncul setelahnya, dan tingkat tengah adalah jika huruf selain itu muncul setelahnya.
Ahkaam al-Madd
“Yang dimaksud dengan “al-Madd” dalam bahasa adalah penambahan bunyi, secara istilah berarti memperpanjang suara huruf dengan salah satu dari tiga huruf Madd, yaitu: Wawu dengan harokat dammah di atasnya, Alif dengan harokat fathah di atasnya, dan Ya dengan harokat kasrah di atasnya. Madd dibagi menjadi dua jenis utama: Madd Asli dan Madd Far’i.
Ahkaam al-Mim al-Sakinah
الميم الساكن adalah mim yang diamkan bunyinya saat berhenti membaca dan saat melanjutkan membaca. Ada 3 hukum mengenai mim yang diamkan bunyinya, yaitu:
Penghilangan secara lisan: Hukum mim yang diamkan bunyinya adalah penghilangan secara lisan jika setelahnya ada huruf ba. Maka mim tersebut dihilangkan dalam huruf ba dengan munculnya nada, contoh: “يَعْتَصِمْ بِالله”.
Penggabungan kecil: Ada dua macam:
Penggabungan dua mim yang sama kecil dengan nada, wajib jika setelah mim yang diamkan bunyinya ada juga mim yang bergerak yang sama. Maka mim yang diamkan bunyinya harus digabungkan dengan mim yang bergerak, contoh: “وَلَكُمْ مَا”.
Penggabungan dua mim yang sama kecil, muncul jika ada nun diam atau tanwin di depan mim, contoh: “كِتَابٍ مُبِين”. Baik mim asli atau mim yang berasal dari tanwin atau nun diam.
Pengucapan secara lisan: Artinya mengucap mim secara terbuka tanpa nada. Pengucapan secara lisan wajib jika setelah mim yang diamkan bunyinya ada huruf selain ba dan mim, contoh: “أَمْ تَقُولُون”.
Adab Membaca Alquran Yang Mulia
Ada beberapa adab yang disunnahkan bagi pembaca Alquran untuk dilakukan, di antaranya:
Ikhlas dalam niat Anda untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam melafalkan Alquran.
Mendekatkan kedudukan dan keagungan Alquran dan berdoa memohon pertolongan serta bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam melafalkan Alquran.
Membersihkan mulut sebelum memulai membaca Alquran.
Disunnahkan membaca Alquran dalam keadaan suci dan berwudhu. Membaca tanpa wudhu diperbolehkan dan pada saat itu tidak boleh membaca dari mushaf, Alquran dapat dibaca dari ponsel.
Memilih tempat yang sesuai dan bersih saat membaca Alquran.
Disunnahkan menghadap kiblat serta membaca dengan penuh khusyuk dan tenang dengan hadirnya hati.
Membaca taawwudz dan basmalah saat memulai pembacaan Alquran.
Mengulang dan mengulangi ayat untuk memahaminya. Selain itu, merasakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala saat melewati ayat surga atau ayat siksaan. Atau pujian apa pun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keutamaan Belajar Membaca Alquran dengan Cara yang Benar seperti yang Dijelaskan oleh Dr. Ali Al-Rubaiyi
Barangsiapa berupaya belajar membaca Alquran dengan cara yang benar dan mengamalkannya akan mendapatkan banyak keutamaan, di antaranya:
Alquran akan mensyafaatkan bagi para pendukungnya pada hari kiamat.
Mendatangkan pahala kebaikan dan ganjaran yang besar bagi pendukungnya.
Melindungi hamba dari terjatuh ke dalam hal-hal yang diharamkan dan kesalahan.
Menjadikan orang-orang yang mempelajarinya lebih utama daripada semua orang lain. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya”.
Dalam penutup topik hari ini tentang bagaimana belajar membaca Alquran dengan cara yang benar, telah dikenalkan metode yang membantu mempelajari bagaimana membaca Alquran dengan benar. Selain itu, adab membaca dan menghafal Alquran yang mulia dan keutamaan mempelajari Alquran.