Cinta kepada Rasulullah merupakan salah satu asas agama Islam yang tidak dapat diabaikan atau diabaikan. Orang tua diharapkan untuk mendidik anak-anak mereka dengan didikan Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Namun, pertanyaan yang paling penting adalah bagaimana cara menanamkan cinta kepada Nabi dalam hati anak-anak. Orang tua harus tahu cara dan metode untuk menerapkan hal ini. Karena cinta kepada Allah SWT terkait dengan cinta kepada Nabi-Nya yang mulia, dan tanpa Nabi-Nya, iman tidak dapat lengkap. Oleh karena itu, harus ditekankan pentingnya menanamkan prinsip ini dalam hati anak-anak sejak dini. Kami akan membahas masalah ini bersama Anda dan menyoroti beberapa poin penting dalam menjawab pertanyaan ini dan menerapkannya.
Menanamkan cinta kepada Nabi kepada anak-anak
Setiap orang harus dihormati sesuai dengan martabatnya, dan tujuannya adalah untuk menunjukkan dan memahami besarnya posisi Nabi Muhammad:
Dalam hadis yang sahih dari Abdullah bin Hasyam, ia berkata: “Kami berada bersama Nabi ketika beliau memegang tangan Umar, lalu Umar berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu kecuali diriku sendiri. Nabi menjawab: “Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan merasa mencintaimu lebih daripada mencintai diriku sendiri”. Umar berkata: “Sekarang, sesungguhnya engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri”. Nabi menjawab: “Sekarang, hai Umar”.
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi, yang berbunyi: “Tidaklah kamu beriman sehingga aku lebih dicintai olehmu dari pada bapakmu, anakmu, dan seluruh manusia”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik – semoga Allah meridhoinya – bahwa Nabi Muhammad – shalallahu alaihi wasallam – pernah berkata: “Tiga hal yang jika dimiliki oleh seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman: mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari siapa pun, mencintai seseorang hanya karena Allah dan tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya sebagaimana ia membenci dilemparkan ke dalam api neraka”.
Dan dari riwayat Abu Hurairah – semoga Allah meridhoinya – dari Nabi Muhammad – shalallahu alaihi wasallam – beliau pernah bersabda: “Tidak ada keimanan bagi salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintai olehnya daripada ayahnya dan anak-anaknya…”.
Dan bukti dari cinta kepada Nabi dalam Alquran, Allah berfirman: “Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Menjelaskan Rasulullah kepada anak-anak adalah hal yang penting
Pertanyaan ini dapat dijawab Menanamkan cinta kepada Nabi kepada anak-anak, sebagai berikut:
Peduli untuk menjelaskan karakteristik Nabi yang mulia sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Quran.
Sepanjang masa, anak-anak harus diajarkan untuk meneladani Rasulullah SAW. Siapa yang mengikuti petunjuknya tidak akan sesat dan tidak akan menderita. Kehidupannya akan dihiasi dengan keberhasilan dan kebahagiaan.
Perlu ditekankan keutamaan Rasulullah SAW dan posisinya yang agung di antara para nabi dan di sisi Allah SWT. Dia adalah utusan rahmat bagi seluruh alam semesta.
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Saya lebih utama daripada para nabi karena diberi kalimat yang singkat dan menyeluruh, diberi pertolongan dengan rasa takut, diberi ghanimah, dijadikan tanah tempat suci dan masjid, diutus kepada seluruh manusia, dan para nabi diakhiri dengan saya.”
Cinta Nabi kepada umatnya dan syafaatnya pada hari kiamat adalah sebab utama mengapa kita mencintainya.
Perlu ditekankan keunggulannya dan kabar gembira para nabi dan rasul sebelumnya tentang kedatangannya sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta dan penutup para nabi dan rasul. Syariatnya mencakup semua syariat sebelumnya.
Ada cara lain yang dapat diikuti untuk memperkuat rasa cinta kepada Nabi pada anak-ana
Memotong mukjizat Nabi dan menyampaikannya kepada anak-anak.
Menjelaskan sisi-sisi kepribadiannya dan akhlaknya yang mulia, kasih sayangnya terhadap yatim piatu dan orang miskin, dan dukungannya terhadap orang yang tertindas.
Berbicara tentang cintanya pada umatnya dan syafaatnya untuk mereka, karena dia adalah satu-satunya nabi yang menyimpan doanya hingga hari kiamat.
Hal ini dilakukan agar Allah memanggil umatnya dengan doanya dan dia menjadi syafi’i bagi mereka dan menyelamatkan mereka dari neraka.
Menjelaskan cinta para sahabat yang mulia untuk Rasulullah.
Meneladani Rasulullah dalam kata dan tindakan.
Menghafal hadits Nabi, memahami maknanya, menjelaskannya, dan memahami alasan di baliknya.
Dan pada akhirnya setelah kita mengetahui tentang Menanamkan cinta kepada Nabi kepada anak-anak, perlu diketahui bahwa berbicara tentang sejarah kehidupan Nabi, akhlaknya, mukjizatnya saja tidaklah cukup. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berbicara dengan anak-anak.
Kita harus meyakinkan mereka melalui diskusi positif dan menjawab semua pertanyaan dan keraguan yang ada di pikiran mereka. Selain itu, kita juga harus memperhatikan usia mereka dan menggunakan sisi menarik dan menyenangkan dari kisah-kisah sejarah Nabi saat menceritakannya.